Manusia, sejak kejatuhan Adam dan Hawa, adalah mahluk fana yang tunduk
pada tabiat dosa. Adam dan Hawa di usir dari taman Eden dan mulai
beranak cucu. keturunan mereka pun tidak terlepas dari pengaruh dosa,
sehingga semakin menjauhi Allah yang Maha Kudus (dosa = najis, tidak
kudus). Itulah yang disebut sebagai dosa warisan. Semua orang telah
kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) Namun Allah mengasihi manusia,
dan memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia dari jerat iblis, yaitu
dosa dan maut. Allah berbicara kepada seseorang bernama Abram, mengubah
namanya menjadi Abraham dan mengadakan perjanjian, bahwa keturunannya
akan menjadi bangsa besar, dan mereka akan menjadi umat Allah yang benar
(Kej 17:1- 27). Perjanjian Allah juga diadakan kepada keturunan
Abraham, yaitu Ishak (Kej 26:2-5) lalu berlanjut pada Yakub yang diubah
namanya oleh Allah menjadi Israel (Kej 35:10-12) yang berarti pangeran
Allah. Allah adalah Raja dari kerajaan Sorga, dan Israel adalah anak-
anakNya. Oleh karena itu, Allah yang benar disebut sebagai Allah
Abraham, Ishak dan Yakub, atau disebut juga sebagai Allah Israel.
Allah merencanakan agar bangsa Israel harus menderita dalam
perbudakan di Mesir selama 400 tahun, setelah itu, barulah Allah
menyelamatkan mereka dan menuntun mereka menuju tanah perjanjian,
Kanaan. Musa ditunjuk sebagai seorang nabi dan perantara Allah kepada
bangsa Israel, karena bangsa tersebut takut melihat cahaya kemuliaan
Allah. Setelah bebas dari perbudakan Mesir, Hadirat Allah turut
menyertai perjalanan bangsa Israel. Bagaimana caranya? Allah memberikan
HukumNya, 10 Perintah Allah, ditulis oleh jari Allah sendiri dalam 2 loh
batu, lalu Musa menempatkan dalam sebuah tempat penyimapana yang
dinamakan sebagai Tabut Perjanjian. Artinya, selama mereka mentaati
hukum Allah, Allah akan menyertai dan menolong mereka, dan juga
sebaliknya, jika mereka melanggar Hukum Allah, maka Allah akan menjadi
lawan mereka.
Musa memimpin bangsa Israel dari tanah mesir ke tanah perjanjian
selama 40 tahun. Jumlah mereka ditaksir sebanyak 500.000 laki-laki
dewasa, jika ditambah perempuan dan anak-anak kira-kira 2 juta orang.
Allah Israel memelihara mereka semua selama 40 tahun perjalanan mereka.
Tuhan memberi mereka makan manna dan burung puyuh, pakaian mereka tidak
menjadi usang dan kaki mereka tidak menjadi bengkak. Itulah kedahsyatan
tangan Tuhan yang benar.
Bagaimana caranya Allah menyertai mereka? Allah memerintahkan Musa
untuk membuat kemah suci dengan terperinci (Kel 26:1-37) beserta
perkakas dan cara beribadahnya. Mereka melihat tanda kehadiran Allah,
yaitu tiang awan pada siang hari, dan tiang api pada malam hari. Pertama
kali kemah suci dibuat, awan tersebut menutupi kemah. Dan mereka baru
berangkat jika awan tersebut naik dan pergi (Bil 9:15-23).
Setelah bangsa Israel memasuki tanah perjanjian dan menetap disana,
dan setelah mereka mengangkat Daud menjadi raja, Daud berpikir untuk
mendirikan sebuah rumah bagi Tuhan. Allah menjawab Daud lewat
perantaraan nabi Natan, bahwa Ia tidak pernah memerintahkan untuk
mendirikan rumah bagiNya (II Samuel 7:1-17), Namun Daud tetap ingin
membuatkan rumah untuk Allah, dan meminta anaknya, Salomo untuk
membuatnya (I Tawarikh 22:2-19)
Raja Daud wafat dan digantikan oleh Salomo, dan dibuatlah bangunan
Bait Suci dengan denah yang mirip dengan kemah suci dan ditempatkanlah
Tabut perjanjian Allah, barulah kemuliaan Allah menaungi Bait Suci (II
Tawarikh 5:2-6:2). Api turun dari langit dan memakan habis korban
bakaran dan korban sembelihan.
Jelaslah bahwa sebenarnya Allah yang benar hadir ketika perjanjianNya
ada pada umatNya, dan bahwa sebenarnya Allah tidak pernah memerintahkan
umatNya untuk mendirikan bangunan Bait Suci, karena Bait Suci yang
sejati hanyalah setiap manusia yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, dimana Roh Allah tinggal dalam hati setiap orang
percaya.
Beginilah firman TUHAN: Langit adalah tahtaKu dan bumi adalah tumpuan
kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan tempat apakah
yang akan menjadi perhentianKu? Bukankah tanganKu yang membuat semuanya
ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman Tuhan. (Yesaya
66:1-2a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar